Contoh Makalah Tentang Terorisme




KATA PENGANTAR
  Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasihlagi Maha Panyayang, Penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya,yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehinggapenulis dapat menyelesaikan makalah agama islam tentang Tauhidullah :Menghayati keesaan Allah SWT .
Makalahini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagaipihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu penulis menyampaikanbanyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatanmakalah ini.
Terlepasdari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baikdari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu dengan tanganterbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulisdapat memperbaiki makalah ini.
Penulisberharap semoga makalah tentang Terorisme dapat memberikan manfaat maupuninpirasi terhadap pembaca.


Semarang, 10 Desember 2016



Penyusun



DAFTAR ISI

BAB 1

PENDAHULUAN


1.1 LatarBelakang

Pancasila sebagai ideologi bangsa, saat inidihadapkan pada masalah terorisme.Kurangnya pemahaman nilai-nilai pancasila ditengah masyarakatyang memunculkan terorisme di Indonesia.Tindakan terror yangkian marak dan mengancam menimbulkan dampak buruk bagi semua orang yangmenghancurkan pilar-pilar peradaban bangsa Indonesia.Jaringan teroris diIndonesia lebih besar dan lebih berpengalaman.Perekrutan anggota baru dalamjaringan yang dibangun Noordin M Top ternyata dilakukan dengan sangatmudah.Jaringannya pun terus berkembang dan semakin meluas di tanah air.
Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasiyang bertujuan membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompokmasyarakat.Berbeda dengan perang, aksi terorisme tidak tunduk pada tatacarapeperangan seperti waktu pelaksanaa yang selalu tiba-tiba dan target korbanjiwa yang acak serta seringkali merupakan warga sipil.
Para teroris menyebut diri mereka sebagai separatis,pejuang pembebasan, pasukan perang salib, militan, mujahidin, dan lain-lain.Tetapi dalam pembenaran dimata terrorism : “Makna sebenarnya dari jihad,mujahidin adalah jauh dari tindakan terorisme yang menyerang penduduk sipilpadahal tidak terlibat dalam perang”. Padahal terorisme sendiri sering tampakmengatasnamakan agama.

          1.2 RumusanMasalah

·       Apa pengertian teroris ?
·       Bagaimana teroris merekrut anggota-anggotanya ?
·       Apa tujuan teroris dalam melaksanakan aksinya ?
·       Bagaimana perkembangan jaringan teroris saat ini ?
·       Bagaimana cara agar terhindar dari pengaruh teroris ?
         

1.3 Tujuan

§  Mengetahui pengertian teroris
§  Mengetahui bagaimana teroris merekrut anggotanya
§  Mengetahui tujuan teroris dalam melaksanakan aksinya
§  Mengetaui perkembangan jaringan teroris saat ini
§  Mengetaui cara agar terhindar dari pengaruh teroris

BAB II

PEMBAHASAN

          2.1. PengertianTerorisme

Kata “teroris” dan terorisme berasaldari kata latin “terrere” yang kurang lebih berarti membuat gemetar ataumenggetarkan. Kata terror juga bisa menimbulkan ketakutan akan tetapi sampaidengan saat ini belum ada definisi terorisme yang bisa diterima secarauniversal. Pada dasarnya istilah terorisme merupakan sebuah konsep yangmemiliki konotasi yang sensitif karena terorisme mengakibatkan timbulnyakorbanpenduduk  sipil/non kombatan untukmencapai tujuan politik, dalam skala lebih kecil daripada perang
Terorisme pada awalnya digunakan untukmenunjuk suatu musuh dari sengketa teritorial atau kultural melawan ideologiatau agama yang melakukan aksi kekerasan terhadap publik.Sedangkan terorismerupakan individu yang secara personal terlibat dalam aksi terorisme.Aksiterorisme dapat dilakukan oleh individu, sekelompok orang atau Negara sebagaialternatif dari pernyataan perang secara terbuka.Aksi terorisme juga dilakukansecara acak, tidak mengenal kompromi, korban bisa saja militer atau sipil,pria, wanita, tua, muda bahkan anak-anak, kaya miskin, siapapun dapat diserang.Terorismebukan bagian dari tindakan perang, sehingga sepatutnya tetap dianggap sebagaitindakan kriminal.Pada umumnya orang sipil merupakan sasaran utama terorisme,dengan demikian penyerangan terhadap sasaran militer tidak dapat dikategorikansebagai tindakan terorisme.




Menurut beberapa literatur dan referencedapat disimpulkan bahwa ciri-ciri terorisme adalah :
1.     Organisasi yang baik, berdisiplin tinggi dan militant.
2.     Mempunyai tujuan politik, ideologi tetapi melakukan kejahatan kriminal untuk mencapai tujuan.
3.     Tidak mengindahkan norma-norma universal yang berlaku seperti agama, hukum, dan HAM.
4.     Memilih sasaran yang menimbulkan efek psikologis yang tinggi untuk menimbulkan rasa takut dan mendapatkan publikasi yang luas.
5.     Menggunakan cara-cara antara lain seperti : pengeboman, penculikan, penyanderaan,pembajakan, dan sebagainya yang dapat menarik perhatian massa/publik.

          2.2. Cara Teroris Merekrut Anggota Baru

                                Adapun cara teroris merekrut anggotanya yaitu :
a.     Menawarkanpekerjaan dengan gaji tinggi
Kelompok radikal seperti ISIS dan yang lainnya menjanjikan gaji besar bagi mereka yangmau bekerja di objek vital milik kelompok radikal itu.Biasanya mereka merekrutpekerja bukan dari jasa pelatihan tenaga kerja yang resmi.

b.     Menawarkan umrah gratis bagi anggota baru
Awalnyadiajak bekerja ke luar negeri untuk bekerja tetapi ada juga yang tertarikkarena diiming-iming umrah gratis tetapi setelah itu mereka di bawa ke Suriahdan diajarkan cara berperang.

c.      Merekadiajarkan teknologi canggih
Banyakremaja laki-laki yang tertarik mengikuti ajakan ISIS karena awalnya diajarkanteknologi canggih.

d.     Diperlakukan bak seorang puteri
Bagiremaja puteri yang mau bergabung dengan ISIS biasanya dilakukan bak seorangputeri. Mereka diberi pakaian yang bagus, make up dan perhiasan yang menarik.

e.      Diajak berwisata
Untukmenarik anggota baru salah satunya dengan mengadakan wisata ke luarnegeri.Awalnya anggota baru diajak berwisata ke Turki setelah itu baru merekamenyeberang ke Suriah untuk belajar perang, provokasi dan terror.

f.       Diajak belajar
Denganmengiming-iming mereka untuk belajar atau kuliah di luar negeri seperti Yordania dan Turki, baru setelah itu mereka akan diajak menyeberang ke Suriahuntuk belajar berperang.

          2.3.Tujuan Teroris Dalam Melaksanakan Aksinya

a)     Tujuan jangka pendek
1.     Memperoleh pengakuan dari masyarakat local, nasional, regional maupun dunia internasionalatas perjuangannya.
2. Memicu  reaksi pemerintah, over reaksi dan tindakan represif yang dapat mengakibatkankeresahan di masyarakat.
3.   Mengganggu,melemahkan dan mempermalukan pemerintah, militer atau aparat keamanan lainnya.
4.   Menunjukan ketidak mampuan pemerintah dalam melindungi dan mengamankan rakyatnya.
5.     Memperolehuang atau perlengkapan.
6.  Mengganggudan atau menghancurkan sarana komunikasi, informasi maupun transportasi.
7.     Mencegah atau menghambat keputusan dari badan eksekutif atau legislatif.
8.    Mencegahmengalirnya investasi dari pihak asing atau program bantuan dari luar negeri.
9.     Mempengaruhi jalannya pemilihan umum.
10.    Membebaskantawanan yang menjadi kelompok mereka.

b)    Tujuanjangka panjang
1.     Menimbulkan perubahan dramatis dalam pemerintahan, seperti revolusi, perang saudara atauperang Negara.
2.     Mengganti ideologi suatu Negara dengan ideologi kelompoknya.
3.  Menciptakankondisi yang menguntungkan bagi pihak teroris selama perang gerilya.
4.    Mempengaruhi kebijakan pembuat keputusan baik dalam lingkup lokal, nasional, regional atau internasional.
5.   Memperoleh pengakuan politis sebagai badan hukum untuk mewakili suatu suku bangsa atau kelompok nasional.

2.4. PerkembanganJaringan Teroris Saat Ini

Dari sekian banyak kasus terorisme yangterjadi di Indonesia, pola          danjaringannya terlihat mengalami perubahan, berkembang dari satu pola ke polayang lain. Perubahan yang paling jelas adalah pergeseran dari terorismetradisional menjadi pola modern.
Terorisme tradisional secara umumditandai dengan adanya kelompok dengan personel dan komando yang jelas.Sistemorganisasinya berlangsung berdasarkan sistem piramid-hirarkis.Peristiwa bomBali I dan II, serta bom J.W. Marriot I dan II adalah produk dari terorismepola tradisional.Serangan direncanakan dengan pengorganisasian, pengadaan, danperencanaan yang matang, sehingga menghasilkan efek serangan yang dahsyat.
Perubahan dari pola tradisioanal ke polamodern terjadi beberapa tahun pasca Bom Bali I dan II, yakni ketika sel-sel danbeberapa nama aktor teroris dan jaringan terorisme global mulai terkuak. Padamasa ini koordinasi dan dukungan dari aktor lokal mulai tersendat.Dalam kondisiyang kian terjepit, para teroris kemudian mulai mengeksplorasi pola baru yangditandai dengan aksi-aksi terorisme yang dilakukan secara mandiri.
Strukur organisasi terpisah tidak jelas,kendali komando bersifat mendatar.Kelompok besar teroris mulai terpecah kedalamkelompok-kelompok kecil yang melakukan aksi teroris secara terpisah.
 Sistem pendanaan dilaksanakan secara terpisahatau dengan menjalin kerjasama antara kelompok jika dimungkinkan target tidaklagi harus ditentukan oleh pemimpin besar, mereka juga tidak lagi melakukanpengakuan publik atas aksi-aksi terorisme yang dilakukan. Pola ini terlihatpada kasus Bom Cirebon, Bom Serpong, dan Bom Solo.
Pola terorisme modern memunculkanfenomena baru bernama Phantom CellNetwork (jaringan sel hantu), Leaderlessresistance (perlawanan tanpa pimpinan), dan lone wolver (serigala tunggal).Jaringan sel hantu pertama kalidikembangkan oleh Ulius Louis Amoss pada awal tahun 1960-an. Jaringan iniadalah ‘hubungan gelap’ antar grup yang dijalankan secara sangat rahasia.Tidakmemiliki ikatan kelompok, struktur kelompok tidak jelas, namun memilikikesamaan ideologi.
Sementara jaringan terorisme tanpapimpinan (Leaderless resistance)mengambil pimpinan (spiritual) hanya untuk dijadikan sebagai motivator untuksosok-sosok yang dinilai sudah ikhlas untuk menjadi martir (mereka biasamenyebutnya dengan “pengantin”) dalam menentukan dan menyerangtargetnya.Sedangkan jaringan serigala tunggal (lone wolver) adalah aktor-aktor yang telah termotivasi dan sanggupmerencanakan dan mengeksekusi aksi terorisme secara mandiri atau dalam konteksini, status aktor atau organisasinya tidak terlalu dipermasalahkan.
Karena yang paling penting adalah aksiterorisme dapat terus berjalan, semakin banyak mendapat serigala tunggalsemakin bagus, serangan tetap berlangsung meskipun hanya bersekala kecil.

          2.5. Cara Agar Terhindar Dari Pengaruh Teroris

Sikap radikal yang dalam tingkattertentu dapat mengantarkan pelakunya menjadi teroris sangat dikhawatirkan olehbanyak kalangan.Keluarga merupakan ruang lingkup pendidikan paling kecil dalammasyarakat yang punya peran penting dalam membentuk karakter manusia.
Radikalisme dan Terorisme bisa bermuladari sebuah paham keagamaan, namun juga bisa berlatar kekuasaan.Berlatar agamadengan mengusung isu jihad.Berlatar kekuasaan dengan berbagai macamkepentingan. Maka dari itu ada cara agar terhindar dari pengaruh terorissebagai berikut :
1.    Memahami keagamaan yang benar, yang mengajarkan kasih sayang, akhlak mulia sertamenghormati sesama manusia. Sebab paham radikal danteroris bertolak dari padaitu, mereka cenderung menutup diri pada lingkungan, merasa diri dan kelompoknya yang paling benar.
2.  Berhati-hati memilih tempat belajar, sekolah, pesantren, maupun majelis taklim. Sebab, pahamradikal dan kelompok teroris banyak tumbuh melalui sekolah bernuansa keagamaan.
3.   Berhati-hati memilih teman. Sebuah keyakinan sering muncul dari pertemanan dan teman dapat memberi pengaruh cukup besar pada seseorang.Kedekatan emosional dapat menjadikan kita lebih mudah menerima sesuatu dariseorang teman.
4. Berhati-hati memilih organisasi. Organisasi bisa bermacam bentuknya. Bisa organisasimasyarakat, sekolah, maupun mahasiswa. Para teroris dan kelompok radikal yangsudah memiliki gerakan cukup kuat akan melebarkan penulispnya ke berbagaiorganisasi dan masyarakat. Mereka akan berusaha melakukan perekrutan dimanasaja. Kalangan pelajar dan mahasiswa merupakan sasaran empuk bagi mereka,karena usia-usia muda sangat mudah untuk menerima banyak hal.
5.  Perkuathubungan social dengan tetangga, keluarga dan masyarakat secara umum. Perkuatsikap toleransi. Hubungan baik semacam ini dapat menangkal paham radikal danteroris yang cenderung menutup diri, tidak toleran, dalam tahap tertentumenganggap orang diluar kelompoknya sebagai kafir yang boleh dibunuh dan sikaptidak manusiawi lainnya.






 




BAB III

PENUTUP

3.1. Simpulan

Disini kita bisa menggaris bawahibeberapa hal penting diantaranya, terorisme merupakan suatu usaha yang menciptakan ketakutan atau kekejaman oleh seseorang atau golongan. Sedangkanistilah “terorisme” itu sendiri mengandung arti penggunaan kekerasan untukmenimbulkan ketakutan dalam usaha mencapai suatu tujuan. Pelakunya bisa individu atau kelompok maupun Negara.
Teroris juga mempunyai berbagai cara untukmerekrut para anggotanya dengan itu pula teroris memiliki tujuan tertentu. Darisekian banyak kasus terorisme yang terjadi di Indonesia, pola dan jaringannyamengalami perubahan.Perubahan yang paling jelas adalah pergeseran dariterorisme tradisional menjadi pola modern.
Adapun cara yang dapat dilakukan agarterhindar dari pengaruh terorisme yaitu :
a)     Memahami keagamaan yang benar
b)    Berhati-hati memilih tempat untuk bersekolah
c)     Berhati-hati memilih teman
d)    Berhati-hati memilih organisasi
e)     Perkuat hubungan sosial dengan tetangga, keluarga atau masyarakat umum
f)      Dan lain-lain

DAFTAR PUSTAKA

          Ibid Hal 18-19
BambangAbimanyu. Teror Bom di Indonesia,Jakarta: Grafindo.2005.hlm 62
https://www.bloggermangga.com/2016/01/hati-hati-cara-teroris-merekrut.htm/?m=1
likha-ika.blogspot.com.id/2012/01/makalah-terorisme-di-indonesia.html?m=1
https://damailahindonesiaku.com/terorisme/perkembangan-terorisme/
halopendidikan.com/5-cara-agar-keluarga-terhindar-dari-paham-terorisme-dan-radikalisme/







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Pengawetan Makanan dengan Teknik Irradiasi